Dengan tanpa aku sadari kau telah mengajari aku cara meneteskan air mata dengan amat perlahan sehingga hanya malaikat di kedua bahuku yang mampu mendengarnya,
kau ajak kedua kelopak bibirku bergerak mengucapkan kata-kata terakhir yang paling aku benci, seolah kau mendorongku agar hanya aku yang mengtakannya, dan setelah aku mengatakannya kau meminjamkan bahumu untuk aku bersandar , lalu kau katakan lagi ;
ini ujung kemejaku pakailah untuk mengusap air mata di pelupuk matamu ,dan kau katakan dengan lebih perlahan lagi ; mintalah apa saja yang sanggup aku berikan, tapi ku mohon jangan pernah menangis lagi.Kau lindungi aku seolah-olah aku kura-kura kecil yang tersesat, kau bantu aku berjalan kembali menuju lautan untuk menemukan keluargaku.
Sekarang kau tampak samar dan berkabut di mataku,tetapi begitu jelas, begitu nyata dalam mimpiku.
Pertemuan denganmu begitu manis sekaligus pahit, kau menyelam ke dalam hatiku seperti matahari terbit, seperti bunga-bunga yang semula kuncup lalu bermekaran pada sebuah pergantian musim lalu layu di awal tahun.
kau mengingatkanku pada bentuk wajah, wajah yang selama ini aku lihat disaat aku bercermin.
Kau menggotongku lalu kau naikan aku ke atas pudakmu yang kekar, seolah kita tidak punya muka , kalau saja hatiku dan hatimu bisa berbicara mungkin saat itu kita tau kita saling punya rasa, aku bisa melihat itu dari pandangan yang kau lontarkan ke mataku lalu aku pantulakan lagi kepadamu ditengah lautan manusia yang sedang berdansa.
mengawali dengan berjabat tangan , melewati dengan bergandengan tangan , lalu mengakhiri melepaskannya.
bertemu denganmu adalah bencana yang indah,
dengan menitipkan harapan yang kini sudah melebihi batas waktu, sampai pada akhirnya gak akan pernah tau kau sedang menguji atau menginjak harga diriku.
kisahku gak akan habis dimalam yang keseribu, karana tangan ini tak bisa berhenti untuk tidak menulis tentangmu,
Yang ku punya terlalu sederhana untuk kau miliki, aku hanya ingin pergi dari murung, bila masih mungkin, aku ingin berbalik badan berjalan kejalan sebelum aku mengenalmu.
Ternyata yang aku lakukan bukan membalikan badanku, tapi sekarang aku sadar aku telah berjalan terlampau jauh,, jauh, sangat sangat jauh sehingga aku tidak kuat bila disuruh kembali padamu.
Kini masih banyak orang sepertimu yang ku tau kau terpendam dalam hitungan waktu yaitu masa lalu.
Cukup aku simpan tak perlu aku lupakan, karena kamu sudah menjadi pajangan berdebu di lemari etalase dalam hatiku.
mengawali dengan berjabat tangan , melewati dengan bergandengan tangan , lalu mengakhiri melepaskannya.
bertemu denganmu adalah bencana yang indah,
dengan menitipkan harapan yang kini sudah melebihi batas waktu, sampai pada akhirnya gak akan pernah tau kau sedang menguji atau menginjak harga diriku.
kisahku gak akan habis dimalam yang keseribu, karana tangan ini tak bisa berhenti untuk tidak menulis tentangmu,
Yang ku punya terlalu sederhana untuk kau miliki, aku hanya ingin pergi dari murung, bila masih mungkin, aku ingin berbalik badan berjalan kejalan sebelum aku mengenalmu.
Ternyata yang aku lakukan bukan membalikan badanku, tapi sekarang aku sadar aku telah berjalan terlampau jauh,, jauh, sangat sangat jauh sehingga aku tidak kuat bila disuruh kembali padamu.
Kini masih banyak orang sepertimu yang ku tau kau terpendam dalam hitungan waktu yaitu masa lalu.
Cukup aku simpan tak perlu aku lupakan, karena kamu sudah menjadi pajangan berdebu di lemari etalase dalam hatiku.
No comments:
Post a Comment