Friday, August 26, 2011

loss

sudah berapa lama hari itu tak kunjung datang
kangennya sudah di ubun-ubun, aku masih tetap di sini di sudut ruangan yang menjadi pilihan baru untuk menghabiskan masa-masa kehilangan, kali ini bukan karena meratapi isi rumah yang berantakan untuk sekedar membuka tirai agar matahari masuk kedalam, ternyata silau itu membakar setengah wajahku
selama aku membayangkan betapa sibuknya seseorang yang kenyataanya akan segera lepas dari kehidupan ku, kini sudah mulai merubah sikapnya.
mungkin karena keadaan yang membuatnya sempurna sehingga ia tampak kokoh untuk memberiku inspirasi yang malah secara alami menolak semua itu.
tidak ada lagi kekasih yang dulu yang selalu menghampiriku setiap jam istirahat sekolah, menemaniku kemanapun sesuka hatiku, memberikan aku sentuhan yang sangat meluluhkan kecintaannya kepada wanita
sungguh masa itu sudah lama berlalu tapi, masihkah bisa aku berharap? bisakah ini kokoh selamanya?
dia lelaki paling sempurna dimataku, mungkin karena bersamaku dia tidak lagi sempurna
aku selalu menjadi beban di bahunya, selalu merengek selalu rapuh.
tapi aku menyiksa diriku sendiri seakan ingin dia tau, tapi dia bukan dia yang dulu yang selalu menjagaku
apa masih ada setia itu?
bisakah kita memulainya dari nol untuk bisa melanjutkan pertalian yang sudah dibangun sekian lama?
bayangan kehilangan sudah menjalar setiap aku melihat wajahmya hanya dari mimpi.
ketakutan itu persis seolah rindu ini mencekik leherku,
benar..berita di televisi yang mati bunuh diri karena cinta tidak patut di tertawakan, mungkin di hadapan Tuhan dia dosa besar, namun wajar jika dia kehilangan akal, dan kesadaran , mungkin cinta yang sesungguhnya adalah cinta yang memebuat kita tidak sadarkan diri betapa bodohnya kita begini, betapa rela kita berkorban demi sesuatu yang sia-sia hampir gila kita disini,
saat ini dia tampak tidak perduli , aku hanya butuh keyakinan sungguh aku kehilangan.
seseorang yang masih bersamaku saat ini namun ingatanku masih tertinggal di masa lalu aku ingin dia yang dulu..

Wednesday, August 24, 2011

Lara

malam ini tak berbeda, masih saja ada duka yang mengganjal.
belum puaskah engkau menemani tangisku dihampir jam duapuluh lima ?
apakah yang jauh disana sudah lenyap dengan mimpi-mimpinya?
disini, hanya tiupan angin yang meraba-raba kebekuan.
Hening. Seakan bisu.
kehangatan yang kunanti punah untuk segera berbagi.
kamu kira ini dramatis!?!
hey! lihat! wanita ini menangis!
bukan karena hanya sekedar senjata, tapi wanita hanyalah wanita, yang meratapi dengan mengandalkan nurani
Published with Blogger-droid v1.7.4